Daerah RIAU Risau Dalam Musibah Asap, Surat untuk Presiden Jokowi Kini Jadi Trending Topic Indonesia - Harsindo.COM. Kabut Asap Telah Membahayakan Kesehatan, Puluhan Penerbangan Pun Lumpuh, Riau Masih Indonesia? Surat untuk Presiden Joko Widodo. Provinsi Riau benar-benar didera kabut asap yang berdampak luar biasa. Puluhan ribuan orang terpapar penyakit saluran pernapasan dan ribuan di antaranya harus berbaring di bangsal rumah sakit.
Dampak lainnya, dalam dua tahun ini, Provinsi Riau harus meliburkan siswanya karena proses belajar mengajar tidak bisa dilangsungkan akibat kabut asap masuk ke kelas-kelas. Jika terus belajar, akan semakin banyak siswa yang terjangkit penyakit saluran pernapasan.
Ketika kabut asap melanda Riau 2014, tepatnya pada bulan Maret, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika itu terpaksa harus berkantor di Pekanbaru. Tidak itu saja, Pak SBY –sapaannya—memimpin langsung penanggulangan kebakaran di Riau. Bahkan, status darurat pun diberlakukan. Sejumlah menteri dan ribuan personel TNI dan Polri diangkut ke Riau dan dikirim langsung ke titik api sumber bencana.
Langkah SBY sukses, api berhasil dipadamkan walaupun bantuan hujan ikut berperan. Asap pun hilang dari bumi Riau.
Dalam Riau yang berasap itulah, muncul sepucuk surat terbuka dari Riau. Konon, surat ini kabarnya ditulis seorang murid kelas 5 sekolah dasar. Untuk menyegarkan kita, berikut isi suratnya:
Surat ini menyebar luas di media sosial. Tentu saja, surat ini sampai ke Presiden SBY yang dikenal aktif di media sosial itu. Bahkan, Presiden SBY punya beberapa akun aktif di media sosial pada masa kepemimpinannya dan bahkan hingga saat ini. (Baca juga: [BACA] Beredar Luas Surat Protes Kepada Presiden Jokowi di Riau, Ini Isi Lengkapnya!).
SBY berlalu dengan berakhirnya masa jabatan bersama sirnanya asap dari langit Riau pada 2014 lalu. Setahun kemudian, Riau berkabut lagi. Tak kalah dengan 2014, tebalnya kabut asap memaksa sekolah meliburkan siswanya.
Ribuan warga Riau sudah bolak-balek ke rumah sakit karena terjangkit penyakit gangguan saluran pernapasan. Entah berapa banyak pula masker gratis yang sudah dibagikan di jalanan kepada para pengendara untuk mencegah dampak asap meluas pada kesehatan.
Parahnya asap yang menyelimuti, juga berdampak pada penerbangan gan harsindo.com. Tak tahu lagi sudah berapa puluh kali dan bahkan ratusan jadwal penerbangan yang terpaksa dibatalkan karena jarak pandang yang tak memungkinkan. Untung saja dalam setiap musibah selalu saja ada untung jamaah haji asal Riau sudah bisa terbang ke Batam untuk selanjutnya diberangkatkan ke tanah suci. Jika saja, pemberangkatan itu dalam kondisi Riau yang berkabut tebal ini, akan muncul lagi satu masalah baru.
Lambannya respon pemerintah pusat terhadap bencana yang melanda, benar-benar membuat geram masyarakat Riau gan harsindo.com. Apalagi, dalam kondisi Riau yang tengah berduka, Presiden Joko Widodo justru mempertontonkan kepada Indonesia khususnya masyarakat Riau, aktivitas yang bertolak belakang. Jokowi justru lebih memilih mengundang pengemudi dan tukang ojek untuk jamuan makan di istana dibanding terbang ke Riau, syukur-syukur berkantor seperti SBY menangani bencana asap di Riau.
Aksi Presiden Jokowi ini menimbulkan reaksi dari berbagai elemen masyarakat Riau.
Aksi demo pun bermunculan mendesak Presiden Jokowi mengambil sikap tegas mengatasi asap yang sudah menyesahkan dada di Riau.
Sepucuk surat pun kembali melayang ke presiden melalui dunia maya. Surat itu pun beredar luas dan menjadi trending topik. Meski beberapa isinya masih mirip dengan surat untuk SBY, ada beberapa poin yang berbeda. Selengkapnya, inilah surat yang kini menjadi trending topic media sosial itu.
Akankah, Jokowi ke Riau? Akankah ada solusi konkret? Atau kita harus sabar menunggu sampai Allah SWT yang akan turun langsung menurunkan hujan memadamkan seluruh titik api di Riau? Ataukah kita harus bertahan dalam Riau yang risau dan mati secara perlahan?***
Lalu, Apa tanggapan Anda?
Dampak lainnya, dalam dua tahun ini, Provinsi Riau harus meliburkan siswanya karena proses belajar mengajar tidak bisa dilangsungkan akibat kabut asap masuk ke kelas-kelas. Jika terus belajar, akan semakin banyak siswa yang terjangkit penyakit saluran pernapasan.
Ketika kabut asap melanda Riau 2014, tepatnya pada bulan Maret, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika itu terpaksa harus berkantor di Pekanbaru. Tidak itu saja, Pak SBY –sapaannya—memimpin langsung penanggulangan kebakaran di Riau. Bahkan, status darurat pun diberlakukan. Sejumlah menteri dan ribuan personel TNI dan Polri diangkut ke Riau dan dikirim langsung ke titik api sumber bencana.
Langkah SBY sukses, api berhasil dipadamkan walaupun bantuan hujan ikut berperan. Asap pun hilang dari bumi Riau.
Dalam Riau yang berasap itulah, muncul sepucuk surat terbuka dari Riau. Konon, surat ini kabarnya ditulis seorang murid kelas 5 sekolah dasar. Untuk menyegarkan kita, berikut isi suratnya:
“Dear Yth. Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya. Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal, bahasa yg pernah membuat Nusantara satu. Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian Negara, bukti kepongahan Jakarta trhdp Daerah.
Bapak mau ke sini sekarang? Bandara ditutup Pak. Lagi pun tidak ada anak sekolah yang akan menyambut Bapak. Sekolah diliburkan. Mau menempuh jalur darat? Bahaya Pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan Bapak dan Ibu Ani. Lagian juga tdk bagus untuk objek foto Instagram.
Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman industri. Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA karena ketidakberdayaan kami di Daerah. Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan. Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sgt berterima kasih atas doa yg selalu kalian panjatkan, mhn maaf krena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tdk sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti. Sebarkan ini,semampu yg anda bisa.. Karena Kita INDONESIA.@Semangat Juang Riau # SJR.”
Surat ini menyebar luas di media sosial. Tentu saja, surat ini sampai ke Presiden SBY yang dikenal aktif di media sosial itu. Bahkan, Presiden SBY punya beberapa akun aktif di media sosial pada masa kepemimpinannya dan bahkan hingga saat ini. (Baca juga: [BACA] Beredar Luas Surat Protes Kepada Presiden Jokowi di Riau, Ini Isi Lengkapnya!).
SBY berlalu dengan berakhirnya masa jabatan bersama sirnanya asap dari langit Riau pada 2014 lalu. Setahun kemudian, Riau berkabut lagi. Tak kalah dengan 2014, tebalnya kabut asap memaksa sekolah meliburkan siswanya.
Ribuan warga Riau sudah bolak-balek ke rumah sakit karena terjangkit penyakit gangguan saluran pernapasan. Entah berapa banyak pula masker gratis yang sudah dibagikan di jalanan kepada para pengendara untuk mencegah dampak asap meluas pada kesehatan.
Parahnya asap yang menyelimuti, juga berdampak pada penerbangan gan harsindo.com. Tak tahu lagi sudah berapa puluh kali dan bahkan ratusan jadwal penerbangan yang terpaksa dibatalkan karena jarak pandang yang tak memungkinkan. Untung saja dalam setiap musibah selalu saja ada untung jamaah haji asal Riau sudah bisa terbang ke Batam untuk selanjutnya diberangkatkan ke tanah suci. Jika saja, pemberangkatan itu dalam kondisi Riau yang berkabut tebal ini, akan muncul lagi satu masalah baru.
Lambannya respon pemerintah pusat terhadap bencana yang melanda, benar-benar membuat geram masyarakat Riau gan harsindo.com. Apalagi, dalam kondisi Riau yang tengah berduka, Presiden Joko Widodo justru mempertontonkan kepada Indonesia khususnya masyarakat Riau, aktivitas yang bertolak belakang. Jokowi justru lebih memilih mengundang pengemudi dan tukang ojek untuk jamuan makan di istana dibanding terbang ke Riau, syukur-syukur berkantor seperti SBY menangani bencana asap di Riau.
Aksi Presiden Jokowi ini menimbulkan reaksi dari berbagai elemen masyarakat Riau.
Aksi demo pun bermunculan mendesak Presiden Jokowi mengambil sikap tegas mengatasi asap yang sudah menyesahkan dada di Riau.
Sepucuk surat pun kembali melayang ke presiden melalui dunia maya. Surat itu pun beredar luas dan menjadi trending topik. Meski beberapa isinya masih mirip dengan surat untuk SBY, ada beberapa poin yang berbeda. Selengkapnya, inilah surat yang kini menjadi trending topic media sosial itu.
SURAT RIAU UNTUK INDONESIA
dear Yth. presiden RI bapak Joko Widodo.
Titik api di sekitar kami bukanlah simbol kemarahan Allah, tapi simbol keserakahan dan bukti ketidakpedulian negara terhadap daerah.
Bapak mau kesini sekarang ? bandara ditutup pak, lagipun tak ada anak sekolah ynag menyambut bapak, sekolah di liburkan.
Mau menempuh jalan darat? bahaya pak, asap tebal tidak bagus untuk kesehatan bapak dan ibu Iriana. Biarkan saja seperti ini agar riau menjadi lahan sawit dan bisa ditanam tanaman industri, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidakberdayaan kami di sini. Kami pasrah, mungkin ini kehendak Allah.
Bagi saudara/i kami di daerah lain, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan, mohon maaf karena kiriman asap riau kelian jadi terganggu. Berita dari berbagai media katanya Pekanbaru sudah tidak layak huni lagi karena 5% udara yg bersih yang bisa di hirup. Innalillah ~..Pray for Riau..
Pemerintah pusat sudah tidak peduli pada kami. Hari ini puncaknya 6 juta rakyat Riau terkena kanker paru-paru, terutama anak-anak. Sepertinya lebih peduli pada kekisruan internal ditubuh istana dari pada nasib 6 juta rakyat Riau.
Padahal Riau salah satu penyumbang devisa terbesar negara. Tolong sebarkan karena media TV dan Koran tidak banyak memberitakan, terlalu sibuk dengan pemberitaan kepentingan pribadi dan kelompok semata didalam istana.
Belum lagi usai bencana asap kami sudah dihadapkan lagi pada menurunnya hasil pertanian karet dan sawit yang ditambah harga penjualan nya yang menurun drastis sampai titik terparah.
Semoga pemerintahan pusat dan daerah bisa melihat sedikit bencana yang kami hadapi dan memberikan solusi jalan keluarnya. Hanya doa yg bisa kami harapkan, sebelum rakyat Riau mati pelan-pelan & lari disini
#anak bangsa yang sengsara.
Akankah, Jokowi ke Riau? Akankah ada solusi konkret? Atau kita harus sabar menunggu sampai Allah SWT yang akan turun langsung menurunkan hujan memadamkan seluruh titik api di Riau? Ataukah kita harus bertahan dalam Riau yang risau dan mati secara perlahan?***
Lalu, Apa tanggapan Anda?
0 Response to "Daerah RIAU Risau Dalam Musibah Asap, Surat untuk Presiden Jokowi Kini Jadi Trending Topic Indonesia"
Post a Comment