Tahukah Kamu! Tidak Ada Rasa Sakit yang Melebihi Saat Ibu Melahirkan

Tahukah Kamu! Tidak Ada Rasa Sakit yang Melebihi Saat Ibu Melahirkan - Harsindo.COM. Ada yang Lebih Sakit daripada Melahirkan bagi bunda? Perjuangan Hebat Ibuku Saat Melahirkan. Persalinan akan terjadi secara alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, namun persalinan pada manusia mungkin bisa menyulitkan sehingga mengancam keselamatan Ibu dan janin.   

 

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang telah cukup bulan melalui jalan lahir (alat kelamin wanita) atau melalui jalan lain (pembedahan perut) dengan bantuan atau tanpa bantuan.

Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa persalinan adalah masa seorang wanita mengalami rasa sakit yang teramat sangat, namun ternyata ada yang lebih sakit bagi wanita, selain persalinan gan harsindo.com. Apakah itu? Silahkan simak cerita dibawah ini.

“Bunda, masakin air bu. Aku mau mandi pakai air hangat,” seorang anak meminta Bundanya menyiapkan air hangat untuk mandinya.

Sang Bunda dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh buah hatinya.

Dengan suara lembut Bundanya menyahut, “Iya, tunggu sebentar, sayang!”

“Jangan terlalu lama ya Bun! Soalnya saya ada janji sama teman.” ucap anak.

Tidak lama kemudian sang Bunda telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya.

“Nak, air hangatnya sudah siap,” Bunda itu memberi tahu.

“Lama sekali sih, Bun …” sang anak sedikit membentak.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, sang buah hati berpamitan kepada Bundanya, “Bun, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman.”

“Mau kemana nak?” tanya sang Bunda.

“Kan sudah aku bilang, saya mau keluar jalan-jalan sama teman,” kata sang anak sambil mengerutkan dahi.

Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal karena Bundanya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangat lapar, di meja makan tidak ada makanan apa-apa.

Beberapa saat kemudian, Bundanya datang sambil mengucapkan salam, “Assalamu’ alaik¬¬um.. Nak, kamu sudah pulang? Sudah dari tadi?”

“Hah, Bunda dari mana saja. Saya ini lapar, mau makan tidak ada makanan di meja makan. Seharusnya kalau Bunda mau keluar itu masak dulu…” kata sang anak dengan suara sangat lantang.

Sang Bunda mencoba menjelaskan sambil memegang tangan anaknya, “Begini sayang, kamu jangan marah dulu. Bunda tadi keluar bukan untuk urusan yang tidak penting, kamu belum tahukan kalau istrinya Pak Rahman meninggal?”

“Meninggal? Padahal tidak sakit apa- apa kan, Bu?” sang anak sedikit kaget, nada suaranya juga tidak tinggi lagi.

“Dia meninggal waktu Maghrib tadi. Dia meninggal saat melahirkan anaknya. Kamu juga harus tahu nak, seorang Ibu itu bertaruh nyawa saat melahirkan anaknya,” Bunda memberikan penjelasan.

Hati sang anak mulai terketuk, dengan suara lirih ia bertanya pada Bundanya, “Itu artinya, Bunda saat melahirkanku juga begitu? Bunda juga merasakan sakit yang luar biasa juga?”

“Iya anakku. Saat itu Bunda harus berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit daripada sekadar melahirkanmu, nak,” Jawab Bunda.

“Apa itu, Bu?” sang anak ingin mengerti apa yang melebihi rasa sakit Bundanya saat melahirkan dia.

Bunda tidak mampu menahan air mata yang mengalir dari setiap sudut matanya seraya berkata, “Rasa sakit saat Bunda melahirkan tidak seberapa, apabila dibandingkan dengan rasa sakit yang Bunda rasakan saat dirimu membentak Bunda dengan suara lantang, saat kamu menyakiti hati Bunda, Nak.”

Sang anak langsung menangis dan memohon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada Bundanya.