
[Kisah Nyata] Ini PSK Mahasiswi Cantik Asal Inggris yang Sudah Melayani Ribuan Pria Hidung Belang - Harsindo.COM. Jual Diri, Mahasiswi 22 Tahun Ini Tak Merasa Rendah, Ini Cerita Seorang Mahasiswi Inggris Pekerja seks. Hasil sebuah penelitian yang digolongkan terbesar untuk masalah ini, yang pernah melihat ke masalah, baru saja diterbitkan. Temuannya antara lain, lima persen mahasiswi mengaku mereka telah bekerja di industri seks. Itu mencakup antara lain model foto, model web cam, tari telanjang dan pelacuran. Steffan Powell berbincang dengan Jenny tentang hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks.
Ehmm.. Seorang mahasiswi cantik bernama Jenny (nama samaran) yang menyambi sebagai pekerja seks komersil (PSK) atau pelacur atau disebut juga ayam kampus, mengungkapkan kisahnya yang telah melayani ribuan lelaki, hingga ia tak bisa mengingat sudah tidur dan berhubungan seks dengan siapa saja selama empat tahun bekerja.
Saat pertama kali, Jenny yang merupakan mahasiswi di Inggris mendapat bayaran untuk melakukan hubungan seks, adalah ketika ia berusia 18 tahun. Itu dilakukannya di dalam mobil orang asing, di pinggir jalan yang sepi. Sekitar setahun kemudian, sebagai mahasiswi, ia memutuskan untuk 'bersikap serius' dengan mendaftarkan diri pada sebuah situs layanan perempuan panggilan untuk melayani dan memuaskan nafsu para pria.
Sekarang dirinya berusia 22 tahun dan Jenny masih memilih untuk mencari nafkah dengan melakukan hubungan seks dengan orang tak dikenal, tapi dia mengaku selalu waspada setiap kali melayani pelanggan jasa seks-nya. Jenny setuju untuk menceritakan kisah hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks, dengan syarat nama aslinya dilindungi.
Hasil sebuah penelitian yang digolongkan terbesar untuk masalah ini, yang pernah melihat ke masalah, baru saja diterbitkan gan harsindo.com. Temuannya antara lain, lima persen mahasiswi mengaku mereka telah bekerja di industri seks. Itu mencakup antara lain model foto, model web cam, tari telanjang dan pelacuran. Steffan Powell berbincang dengan Jenny tentang hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks.
Jenny mengaku tak ada hal khusus yang mendorongnya untuk memutuskan jadi seorang pekerja di bidang prostitusi. "Kalau saya pikir hal ini merendahkan, saya tak akan melakukannya. Saya tidak menganggapnya begitu, dan ya, saya punya selera juga tentang hidup yang enak. Sewa apartemen saya sangat mahal, dan saya tak mau minta uang pada orang tua saya," ungkapnya.
Meskipun Jenny menyebut-nyebut tentang 'hidup yang enak', dia mengaku sadar akan risiko berhubungan seks dengan orang asing. "Saya tidak takut pada laki-laki, (tapi) saya tidak mempercayai mereka. Jadi saya selalu waspada."
"Kadang-kadang mereka seperti penuh tipu daya, jadi saya akan menaruh tas dekat saya dan keluar secepat mungkin. Tetapi kebanyakan sih sangat aman," paparnya lagi.
"Banyak pria yang secara fisik lebih besar dan lebih kuat dari saya. Saya tidak berprasangka mereka akan menekan badan saya dan memaksa saya untuk melakukan hal-hal yang saya tidak mau. Saya tidak pernah merasa bahwa misalnya mereka akan memperkosa saya atau apa," lanjutnya.
Hukum prostitusi di Inggris memang tergolong rumit. Jika ada dua orang dewasa setuju untuk melakukan seks dengan imbalan uang, itu legal. Tetapi membuka rumah bordil, iklan layanan seks atau mendorong orang lain agar memberikan jasa seks komersial, tergolong ilegal.
Jenny mengatakan ia tak bisa lagi menghitung jumlah laki-laki yang pernah tidur dengannya.
Menurut dia jumlahnya bisa "antara 300 dan 1.000 orang." Dia pun mengaku tahu risiko kesehatan akibat tidur dengan begitu banyak orang. Namun Jenny selalu mengambil 'cara aman' dalam berhubungan seks.
"Saya dites darah setiap tiga bulan. Saya tidak pernah berhubungan seks tanpa kondom dengan mereka (klien) kendati sering diminta, namun saya tak mau ambil risiko."
Jenny berpikir bahwa, seperti juga baginya, uang adalah faktor pendorong bagi sebagian besar mahaiswi yang bekerja di industri seks. "Seks sudah lebih diterima oleh masyarakat.
Kita bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar secara cepat, saya pikir banyak perempuan muda melihatnya sebagai pilihan yang mudah," tutupnya.
Ehmm.. Seorang mahasiswi cantik bernama Jenny (nama samaran) yang menyambi sebagai pekerja seks komersil (PSK) atau pelacur atau disebut juga ayam kampus, mengungkapkan kisahnya yang telah melayani ribuan lelaki, hingga ia tak bisa mengingat sudah tidur dan berhubungan seks dengan siapa saja selama empat tahun bekerja.
Saat pertama kali, Jenny yang merupakan mahasiswi di Inggris mendapat bayaran untuk melakukan hubungan seks, adalah ketika ia berusia 18 tahun. Itu dilakukannya di dalam mobil orang asing, di pinggir jalan yang sepi. Sekitar setahun kemudian, sebagai mahasiswi, ia memutuskan untuk 'bersikap serius' dengan mendaftarkan diri pada sebuah situs layanan perempuan panggilan untuk melayani dan memuaskan nafsu para pria.
Sekarang dirinya berusia 22 tahun dan Jenny masih memilih untuk mencari nafkah dengan melakukan hubungan seks dengan orang tak dikenal, tapi dia mengaku selalu waspada setiap kali melayani pelanggan jasa seks-nya. Jenny setuju untuk menceritakan kisah hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks, dengan syarat nama aslinya dilindungi.
Hasil sebuah penelitian yang digolongkan terbesar untuk masalah ini, yang pernah melihat ke masalah, baru saja diterbitkan gan harsindo.com. Temuannya antara lain, lima persen mahasiswi mengaku mereka telah bekerja di industri seks. Itu mencakup antara lain model foto, model web cam, tari telanjang dan pelacuran. Steffan Powell berbincang dengan Jenny tentang hidupnya sebagai mahasiswi pekerja seks.
Jenny mengaku tak ada hal khusus yang mendorongnya untuk memutuskan jadi seorang pekerja di bidang prostitusi. "Kalau saya pikir hal ini merendahkan, saya tak akan melakukannya. Saya tidak menganggapnya begitu, dan ya, saya punya selera juga tentang hidup yang enak. Sewa apartemen saya sangat mahal, dan saya tak mau minta uang pada orang tua saya," ungkapnya.
Meskipun Jenny menyebut-nyebut tentang 'hidup yang enak', dia mengaku sadar akan risiko berhubungan seks dengan orang asing. "Saya tidak takut pada laki-laki, (tapi) saya tidak mempercayai mereka. Jadi saya selalu waspada."
"Kadang-kadang mereka seperti penuh tipu daya, jadi saya akan menaruh tas dekat saya dan keluar secepat mungkin. Tetapi kebanyakan sih sangat aman," paparnya lagi.
"Banyak pria yang secara fisik lebih besar dan lebih kuat dari saya. Saya tidak berprasangka mereka akan menekan badan saya dan memaksa saya untuk melakukan hal-hal yang saya tidak mau. Saya tidak pernah merasa bahwa misalnya mereka akan memperkosa saya atau apa," lanjutnya.
Hukum prostitusi di Inggris memang tergolong rumit. Jika ada dua orang dewasa setuju untuk melakukan seks dengan imbalan uang, itu legal. Tetapi membuka rumah bordil, iklan layanan seks atau mendorong orang lain agar memberikan jasa seks komersial, tergolong ilegal.
Jenny mengatakan ia tak bisa lagi menghitung jumlah laki-laki yang pernah tidur dengannya.
Menurut dia jumlahnya bisa "antara 300 dan 1.000 orang." Dia pun mengaku tahu risiko kesehatan akibat tidur dengan begitu banyak orang. Namun Jenny selalu mengambil 'cara aman' dalam berhubungan seks.
"Saya dites darah setiap tiga bulan. Saya tidak pernah berhubungan seks tanpa kondom dengan mereka (klien) kendati sering diminta, namun saya tak mau ambil risiko."
Jenny berpikir bahwa, seperti juga baginya, uang adalah faktor pendorong bagi sebagian besar mahaiswi yang bekerja di industri seks. "Seks sudah lebih diterima oleh masyarakat.
Kita bisa mendapatkan uang dalam jumlah besar secara cepat, saya pikir banyak perempuan muda melihatnya sebagai pilihan yang mudah," tutupnya.

0 Response to "[Kisah Nyata] Ini PSK Mahasiswi Cantik Asal Inggris yang Sudah Melayani Ribuan Pria Hidung Belang"
Post a Comment